Inilah salah
satu kasus dengan adanya (BLSM).Rencana pemerintah memberikan bantuan langsung
sementara masyarakat (BLSM) menyusul rencana kenaikan harga BBM, langsung
disikapi masyarakat kalangan peternak di Kabupaten Purbalingga.
Mereka secara beramai-ramai menjual ternak sapi yang dipeliharanya, agar bisa mendapat BLSM dari pemerintah.
''Ini mengejutkan. Ternyata rencana pemerintah memberikan BLSM sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga BBM, langsung disikapi peternak dengan menjual ternak sapinya,'' jelas Kepala Bidang Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan Purbalingga, Maria Sri Marahsi Wulan, Selasa (4/6).
Akibat banyaknya peternak yang menjual ternak sapinya, data Sensus Pertanian 2013 menunjukkan angka mengejutkan. Dari hasil sensus bidang peternakan, populasi ternak sapi di Purbalingga turun drastis.
''Dari data itu, menunjukkan adanya penurunan angka yang drastis pada populasi sapi dan kerbau dibandingkan hasil pencatatan tahun 2011 lalu,'' jelasnya.
Menurutnya, hasil pencatatan sapi potong dan kerbau (PSPK) tahun 2011, di seluruh Kabupaten Purbalingga tercatat populasi sapi dan kerbau seanyak 17.534 ekor. Namun hasil sensus pertanian 2013, jumlah ini mengalami penurunan hingga 28,37 persen menjadi hanya tinggal 12.560 ekor.
Yang mengejutkan, ketika petugas sensus menanyakan alasan peternak tidak lagi memelihara ternak, ada beberapa peternak yang mengaku karena ingin memperoleh BLSM.
''Saya tidak bisa memastikan apakah ini jawaban jujur atau tidak. Tapi ada beberapa peternak yang menyatakan hal seperti itu,'' jelasnya.
Para peternak mengaku khawatir tidak akan mendapat BLSM, bila kelak tercatat masih memiliki sapi atau kerbau. Hal ini karena harga sapi atau kerbau saat ini, sudah cukup tinggi.
Maria mengungkapkan, untuk harga sapi anakan berusia 3 bulan saja, bisa dihargai hingga Rp 5 juta. Apalagi untuk sapi yang sudah dewasa.
Namun dia mengakui, pernurunan populasi ternak sapi potong dan kerbau ini, tidak hanya terjadi di Purbalingga. Di 35 kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah, juga mengalami penurunan populasi sapi.
Bahkan berdasarkan data yang dia peroleh, penurunan populasi sapi dan kerbau paling besar terjadi di Kota Surakarta, mencapai 66,88 persen. Sedangkan terendah di Kabupaten Banjarnegara, dengan penurunan hanya 13,95 persen.
''Dengan penurunan jumlah kerbau dan sapi sebanyak 26,33, Kabupaten Purbalingga termasuk yang melampaui rata-rata penurunan populasi sapi se-Jateng, 28, 37 persen,'' jelasnya.
Mereka secara beramai-ramai menjual ternak sapi yang dipeliharanya, agar bisa mendapat BLSM dari pemerintah.
''Ini mengejutkan. Ternyata rencana pemerintah memberikan BLSM sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga BBM, langsung disikapi peternak dengan menjual ternak sapinya,'' jelas Kepala Bidang Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan Purbalingga, Maria Sri Marahsi Wulan, Selasa (4/6).
Akibat banyaknya peternak yang menjual ternak sapinya, data Sensus Pertanian 2013 menunjukkan angka mengejutkan. Dari hasil sensus bidang peternakan, populasi ternak sapi di Purbalingga turun drastis.
''Dari data itu, menunjukkan adanya penurunan angka yang drastis pada populasi sapi dan kerbau dibandingkan hasil pencatatan tahun 2011 lalu,'' jelasnya.
Menurutnya, hasil pencatatan sapi potong dan kerbau (PSPK) tahun 2011, di seluruh Kabupaten Purbalingga tercatat populasi sapi dan kerbau seanyak 17.534 ekor. Namun hasil sensus pertanian 2013, jumlah ini mengalami penurunan hingga 28,37 persen menjadi hanya tinggal 12.560 ekor.
Yang mengejutkan, ketika petugas sensus menanyakan alasan peternak tidak lagi memelihara ternak, ada beberapa peternak yang mengaku karena ingin memperoleh BLSM.
''Saya tidak bisa memastikan apakah ini jawaban jujur atau tidak. Tapi ada beberapa peternak yang menyatakan hal seperti itu,'' jelasnya.
Para peternak mengaku khawatir tidak akan mendapat BLSM, bila kelak tercatat masih memiliki sapi atau kerbau. Hal ini karena harga sapi atau kerbau saat ini, sudah cukup tinggi.
Maria mengungkapkan, untuk harga sapi anakan berusia 3 bulan saja, bisa dihargai hingga Rp 5 juta. Apalagi untuk sapi yang sudah dewasa.
Namun dia mengakui, pernurunan populasi ternak sapi potong dan kerbau ini, tidak hanya terjadi di Purbalingga. Di 35 kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah, juga mengalami penurunan populasi sapi.
Bahkan berdasarkan data yang dia peroleh, penurunan populasi sapi dan kerbau paling besar terjadi di Kota Surakarta, mencapai 66,88 persen. Sedangkan terendah di Kabupaten Banjarnegara, dengan penurunan hanya 13,95 persen.
''Dengan penurunan jumlah kerbau dan sapi sebanyak 26,33, Kabupaten Purbalingga termasuk yang melampaui rata-rata penurunan populasi sapi se-Jateng, 28, 37 persen,'' jelasnya.
Beberapa Syarat
masyarakat yang layak menerima blsm :
1. Luas lantai bangunan tempat
tinggal kurang dari 8 meter persegi untuk masing-masing anggota keluarga.
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari
tanah, bambu, kayu berkualitas rendah.
3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal terbuat dari
bambu, rumbia, kayu berkualitas rendah.
4. Fasilitas jamban tidak ada, atau ada tetapi dimiliki
secara bersama-sama dengan keluarga lain.
5. Sumber air untuk minum/memasak berasal dari
sumur/mata air tak terlindung, air sungai, danau, atau air hujan.
6. Sumber penerangan di rumah bukan listrik.
7. Bahan bakar yang digunakan memasak berasal dari kayu
bakar, arang, atau minyak tanah.
8. Dalam seminggu tidak pernah mengonsumsi daging,
susu, atau hanya sekali dalam seminggu.
9. Dalam setahun paling tidak hanya mampu membeli
pakaian baru satu stel.
10. Makan dalam sehari hanya satu kali atau dua kali.
11. Tidak mampu membayar anggota keluarga berobat ke
puskesmas atau poliklinik.
12. Pekerjaan utama kepala rumah tangga adalah petani
dengan luas lahan setengah hektare, buruh tani, kuli bangunan, tukang batu,
tukang becak, pemulung, atau pekerja informal lainnya dengan pendapatan
maksimal Rp600 ribu per bulan.
13. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala rumah
tangga bersangkutan tidak lebih dari SD.
14. Tidak memiliki harta senilai Rp500 ribu seperti
tabungan, perhiasan emas, TV berwarna, ternak, sepeda motor
[kredit/non-kredit], kapal motor, tanah, atau barang modal lainnya
Ref :
0 komentar:
Posting Komentar